Ditulis Oleh: Iing Felicia
Di dalam sarang nyaman, dua ekor burung bercengkerama dan menunggu kedatangan Ibu mereka. Sang Ibu sedang mencari makanan.
“Aku lapar Kak Upik!” rengek Pipit, si adik.
“Kita, cari makan di sekitar sini,” ujar Pipit terbang keluar.
“Jangan! ingat pesan Ibu. Sabar, ibu segera kembali. Di luar banyak predator,” pinta Upik mengingatkannya.
“Tolong …” teriak Pipit.
“Ayo, cepat masuk! pegang tanganku.” Kak Upik menarik Pipit dan mengunci pintu sarang.
Mereka berpelukan dan menghela napas lega.
“Kenapa wajah kalian pucat pasi?” tanya Ibu keheranan, tiba di sarang.
Pipit bercerita ia tidak sabar menunggu dan tidak mengindahkan pesan. Ia bertemu burung elang yang hendak memangsanya. Beruntung Kak Upik menyelamatkannya.
“Syukurlah, kamu tidak cedera. Itulah kesabaran dan nasihat perlu diingat,” kata ibu tersenyum. ***